Rabu, 09 Juni 2010

ETIKA BISNIS DALAM TEKNOLOGI INFORMASI


Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial

Ibarat sebuah mobil, laju mobil penting untuk dapat mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan.

Mobil melaju karena injakkan pedal gas pengemudinya dan berhenti kerena injakan pedal rem. Injakanpedal gas mobil diperlukan agar mobil dapat melaju dan injakan pedal rem diperlukan agar mobil melaju dengan selamat.

Begitu pula sebuah perusahaan bergerak karena beraksinya sumber daya manusia bersama-sama sumberdaya yang lain. Agar aksi manajemen perusahaan berjalan selamat perlu memperhatikan etikabisnis dan tanggung jawab sosial.

Etika dan tanggung jawab sosial perupakan rem perusahaan agar berkerja tidak bertabrakan dengan pemegang kepentingan perusahaan, seperti pelanggan, pemerintah, pemilik, kreditur, pekerja dan komunitas atau masyarakat.

Hubungan yang harmonis dengan pemegang kepentingan akan menghasilkan energi positif buat kemajuan perusahaan.

ALASAN ATAS KODE ETIK

1. Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.

2. Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas kontrol.

3. Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.

4. Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.

PERTIMBANGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

1. Pelanggan (Customers)

2. Pekerja (Employees)

3. Pemegang saham (Stockholders)

4. Kreditur (Creditors)

5. Masyarakat (Communities)

TANGGUNG JAWAB SOSIAL KEPADA PELANGGAN ( SOCIAL RESPON BILITY TO CUSTOMERS )

1. Bagaimana Memastikan Tanggung jawab Bisnis :

-Tetapkan kode etika.

-Monitor keluhan pelanggan.

-Memperoleh umpan balik pelanggan

2. Bagaimana memastikan tanggungjawab Pemerintah :

-Peraturan Keamanan Produk.

-Peraturan Periklanan.

-Peraturan Persaingan Industri.

T A N G G U N G J A W A B S O S I A L K E P A D A P E K E R J A ( S O C I A L R E S P O N B I L I T Y T O E M P L O Y E E S )

1. Keamanan Pekerja (Employee Safety)

-Memastikan Tempat kerja yang aman bagi pekerja.

2. Perlakuan pekerja

-Memastikan tidak ada diskriminasi.

3. Kesamaan kesempatan (Equal Opportunity)

-Kesamaan Kesempatan/Hak sipil

4. Bagaimana memastikan tanggung jawab Bisnis :

-Keluhan Prosedur.

-Kode etik.

-UU Ketenaga kerjaan

T A N G G U N G J A W A B S O S I A L K E P A D A K R E D I T O R ( S O C I A L R E S P O N S I B I L I T Y T O C R E D I T O R S )

1. Kewajiban Keuangan.

2. Informasikan kreditur jika mempunyai permasalahan keuangan

TANGGUNG JAWAB SOSIAL KEPADA L I N G K U N G A N ( SOCIAL RESPONSIBILITY T O THEENVIRONMENT )

1. Pencegahan polusi udara:

Peninjauan kembali proses produksi.

Petunjuk Penyelenggaraan pemerintah

2. Pencegahan polusi daratan:

Peninjauan kembali proses produksi dan pengemasan.

Menyimpan dan mengirim barang sisa beracun ke lokasi pembuangan

T A N G G U N G J A W A B S O S I A L K E P A D A M A S Y A R A K A T ( S O C I A L R E S P O N S I B I L I T Y T O C O M M U N I T Y )

1. Sponsori peristiwa masyarakat lokal.

2. Sumbangkan kepada masyarakat tidak mampu.

ETIKA KOMPUTER

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ETIKA KOMPUTER
Sesuai awal penemuan teknologi komputer di era 1940–an, perkembangan etika komputer juga dimulai dari era tersebut dan secara bertahap berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu baru di masa sekarang ini. Perkembangan tersebut akan dibagi menjadi beberapa tahap seperti yang akan dibahas berikut ini
Era 1940-1950-an
Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi dimulai dari pekerjaan profesor Norbert Wiener . yang mengembangkan suatu meriam antipesawat yang mampu menembak jatuh sebuah pesawat tempur yang melintas di atasnya.
Pada perkembangannya, penelitian di bidang etika dan teknologi tersebut akhirnya menciptakan suatu bidang riset baru yang disebut cybernetics atau the science of information feedback. Konsep cybernetics tersebut dikombinasikan dengan komputer digital yang dikembangkan pada waktu itu, membuat Wiener akhirnya menarik beberapa kesimpulan etis tentang pemanfaatan teknologi
Era 1960-an
Pada pertengahan tahun 1960 , Donn Parker dari SRI Internasional Menlo Park California melakukan berbagai riset untuk menguji penggunaan komputer yang tidak tidak sesuai dengan profesionalisme di bidang komputer. Selanjutnya, Parker melakukan riset dan mengumpulkan berbagai macam contoh kejahatan komputer dan aktivitas lain yang menurutnya tidak pantas dilakukan para profesional komputer. Dalam perkembangannya, ia menerbitkan “Rules of Ethics in Information Processing” atau peraturan tentang etika dalam pengolahan informasi.
Parker juga dikenal menjadi pelopor kode etik profesi bagi profesional di bidang komputer, yang ditandai dengan usahanya pada tahun 1968 ketika ditunjuk untuk memimpin pengembangan Kode Etik Profesional yang pertama dilakukan untuk Association for Computing Machinery (ACM).
Era 1970-an
Perkembangan etika komputer di era 1970-an juga diwarnai dengan karya Walter Maner yang sudah mulai menggunakkan istilah “computer ethics” untuk mengacu pada bidang pemeriksaan yang berhadapan dengan masalah etis yang diciptakan oleh pemakaian teknologi komputer waktu itu.
Era 1980-an
Pertengahan 80-an, James Moor dari Dartmouth College menerbitkan artikel menarik yang berjudul “What is computer Ethics?” sebagai isu khusus pada Jurnal Metaphilosophy [Moor, 1985]. Deborah Johnson dari Resselaer Polytechnic Institute menerbitkan buku teks Computer Ethics [Johnson, 1985], sebagai buku teks pertama yang digunakan lebih dari satu dekade dalam bidang itu.
Era 1990-an Sampai Sekarang
Sepanjang tahun 1990, berbagai pelatihan baru di universitas, pusat riset, konfrensi, jurnal, buku teks dan artikel menunjukkan suatu keanekaragaman yang luas tentang topik di bidang etika komputer. Sebagai contoh, pemikir sepeti Donald Gotterbarn, Keith Miller, Simon Rogerson, dan Dianne Martin .Para ahli komputer di Inggris, Polandia, Belanda, dan Italia menyelenggarakan ETHICOMP sebagai rangkaian konfrensi yang dipimpin oleh Simon Rogerson. Terdapat pula konfrensi besar tentang etika komputer CEPE yang dipimpin oleh Jeroen van Hoven, serta di Australia terjadi riset terbesar etika komputer yang dipimpin oleh Chris Simpson dan Yohanes Weckert.
Etika Komputer di Indonesia
Sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi komputer, Indonesia pun tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di bidang tersebut. Mengadopsi pemikir dunia di atas, etika di bidang komputer berkembang menjadi kurikulum wajib yang dilakukan hampir semua perguruan tinggi di bidang komputer di Indonesia.

B. ETIKA dan TEKNOLOGI INFORMASI
Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti revolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik dalam usaha pemecahan masalah, perencanaan, maupun dalam pengambilan keputusan.
Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia akan berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma-norma dalam kehidupannya. Orang yang biasanya berinteraksi secara fisik, melakukan komunikasi secara langsung dengan orang lain, karena perkembangan teknologi internet dan email maka interaksi tersebut menjadi berkurang.
Teknologi sebenarnya hanya alat yang digunakan manusia untuk menjawab tantangan hidup. Jadi, faktor manusia dalam teknologi sangat penting. Ketika manusia membiarkan dirinya dikuasai teknologi maka manusia yang lain akan mengalahkannya. Oleh karena itu, pendidikan manusiawi termasuk pelaksanaan norma dan etika kemanusiaan tetap harus berada pada peringkat teratas, serta tidak hanya melakukan pemujaan terhadap teknologi belaka.
Ada beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat yaitu :
- Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi manusia sebagai pekerja
- Tingkat kompleksitas serata kecepatan yang sudah tidak dapat di tangani secara manual
- Pengangguran dan pemindahan kerja
- Kurangnya tanggung jawab profesi
- Adanya golongan minoritas yang miskin informasi mengenai teknologi informasi

Untuk mengatasi beberapa kendala tersebut maka dapat dilakukan :
- Di rancang sebuah teknologi yang berpusat pada manusia
- Adanya dukungan dari suatu organisasi, kompleksitas dapat ditangani dengan Teknologi
Informasi
- Adanya pendidikan yang mengenalkan teknologi informasi sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kemajuan teknologi informasi.
- Jika adanya peningkatan pendidikan maka akan adanya umpan balik dan imbalan yang diberikan oleh suatu organisasi
- Perkembangan teknologi akan semakin meningkat namun hal ini harus di sesuaikan dengan hukum yang berlaku sehingga etika dalam berprofesi di bidang teknologi informasi dapat berjalan dengan baik.

Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi
Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama mengapa masyarakat berminat untuk menggunakan komputer yaitu;
1. Kelenturan logika (logical malleability),
Memiliki kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan apapun yang diinginkan oleh programmer untuk penggunannya.
2. Faktor Transformasi (transformation factors)
Memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat kemanapun pengguna akan menuju ke suatu tempat.
3. Faktor tak kasat mata (invisibility factors).
Memiliki kemampuan untuk menyembunyikan semua operasi internal computer sehingga tidak ada peluang bagi penyusup untuk menyalahgunakan operasi tersebut.
Dengan adanya ketiga factor tersebut di atas maka terdapat implikasi etis terhadap penggunaan teknologi informasi meliputi moral, etika dan hukum. Sebelum di bahas mengenai hukum yang berlaku, ada hak sosial dan komputer ( Deborah Johnson) dan hak atas informasi (Richard O. Masson) yang harus dijabarkan:

Hak Sosial dan Komputer (Deborah Johnson)
1. Hak atas akses computer
Setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer dengan tidak harus memilikinya.
2. Hak atas keahlian computer
Pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang luas terhadap masyarakat akan terjadinya pengangguran karena beberapa peran digantikan oleh komputer. Tetapi pada kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat membuka peluang pekerjaan yang lebih banyak;
3. Hak atas spesialis komputer,
Pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang terdapat pada komputer yang begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan spesialis bidang komputer,
4. Hak atas pengambilan keputusan computer
Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat memiliki hak tersebut.

Hak atas Informasi (Richard O. Masson)
1. Hak atas privasi,
Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupun dalam suatu organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang kerahasiannya;
2. Hak atas Akurasi.
Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa dicapai oleh sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu tercapai;
3. Hak atas kepemilikan.
Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-program computer yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan atau disalin
secara ilegal. Ini bisa dituntut di pengadilan;
4. Hak atas akses.
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus melakukan account atau izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut. Sebagai contoh kita dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku online di Internet yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya.
Kedua hak tersebut tidak dapat diambil oleh siapapun, namun sebagai pengguna teknologi ini, pengguna harus belajar bagaimana mempunyai etika yang baik dalam berkomputer. Berikut sepuluh etika berkomputer, yang nantinya akan mengurangi dampak negative dari penggunaan computer, yaitu
1. Jangan menggunakan komputer untuk merugikan orang lain
2. Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain
3. Jangan memata-matai file-file yang bukan haknya
4. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
5. Jangan menggunakan komputer untuk memberikan kesaksian palsu
6. Jangan menduplikasi atau menggunakan software tanpa membayar
7. Jangan menggunakan sumberdaya komputer orang lain tanpa sepengetahuan yang bersangkutan
8. Jangan mencuri kekayaan intelektual orang lain
9. Pertimbangkan konsekuensi dari program yang dibuat atau sistem komputer yang dirancang
10.Selalu mempertimbangkan dan menaruh respek terhadap sesama saat menggunakan
Komputer.

C. HUKUM PADA TEKNOLOGI INFORMASI
Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga negaranya untuk mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan ketentraman, yang secara umum disebut Hukum.
Hukum dalam arti luas , sesungguhnya mencakup segala macam ketentuan hukum yang ada, baik materi hukum tertulis ( tertuang dalam perundang-undangan ) dan hukum tidak tertulis ( tertuang dalam kebiasaan ataupun praktek bisnis yang berkembang). Keberadaan hukum sebagai rule of law berbanding lurus dengan melihat sejauh mana pemahaman hukum dan kesadaran hukum masyarakat itu sendiri terhadap informasi hukum yang tengah berlaku.
Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan perundang-undangan yang baru terus menerus, melainkan memerlukan suatu kajian yang mendalam mengenai sejauh mana sistem hukum yang berlaku dapat dioptimalkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.. Perkembangan teknologi ini menyebabkan munculnya suatu ilmu hukum baru yang merupakan dampak dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan hukum telematika atau cyber law.
Hukum Telematika
Pada saat ini banyak kegiatan sosial maupun komersial dilakukan melalui jaringan sistem komputer dan sistem komunikasi, baik dalam lingkup lokal maupun global (Internet), dimana permasalahan hukum seringkali dihadapi ketika terkait dengan adanya penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik, untuk mengakomodasi permasalahan tersebut munculnya beberapa bidang hukum yaitu hukum informatika, hukum telekomunikasi dan hukum media yang saat ini dikenal dengan hukum telematika.
Masalah – masalah yang dihadapi pada hukum telematika sangat luas, karena tidak lagi dibatasi oleh teritori suatu Negara, dan dapat diakses kapanpun dimanapun. Salah satu contoh yaitu kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet. Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat informasi elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum secara komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik. Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan rumit, sehingga perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak optimal.

D. ISU-ISU POKOK ETIKA KOMPUTER
• Kejahatan Komputer
Kejahatan yang dilakukan dengan computer sebagai basis teknologinya.
Virus, spam, penyadapan, carding, Denial of Services ( DoS ) / melumpuhkan target
• Cyber ethics
Implikasi dari INTERNET ( Interconection Networking ), memungkinkan pengguna IT semakin meluas, tak terpetakan, tak teridentifikasi dalam dunia anonymouse.
Diperlukan adanya aturan tak tertulis Netiket, Emoticon.
• E-commerce
Otomatisasi bisnis dengan internet dan layanannya, mengubah bisnis proses yang telah ada dari transaksi konvensional kepada yang berbasis teknologi, melahirkan implikasi negative; bermacam kejahatan, penipuan, kerugian karena ke-anonymouse-an tadi.
• Pelanggaran HAKI
Masalah pengakuan hak atas kekayaan intelektual. Pembajakan, cracking, illegal software dst.
• Tanggung jawab profesi
Sebagai bentuk tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas yang akan saling menghormati. Misalnya IPKIN ( Ikatan Profesi Komputer & Informatika-1974 )




BAB III
PENGERTIAN PROFESI

A. PROFESI
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya.
Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi. Berikut pengertian profesi dan profesional menurut DE GEORGE :
PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa “PEKERJAAN / PROFESI” dan “PROFESIONAL” terdapat beberapa perbedaan :
PROFESI :
- Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
- Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
- Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
- Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
PROFESIONAL :
- Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
- Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
- Hidup dari situ.
- Bangga akan pekerjaannya.

B. CIRI-CIRI PROFESI
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas rata-rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik
C. PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI
1. Tanggung jawab
- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakatpada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.

D. SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI :
- Melibatkan kegiatan intelektual.
- Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
- Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
- Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
- Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
- Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
- Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
- Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik
E. PERANAN ETIKA DALAM PROFESI
Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orangsaja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya

ETIKA, MORAL dan AKHLAK

A. ETIKA

Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari pengertian kebahsaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.

Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut ahmad amin mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.

Berikutnya, dalam encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya.

- Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

- Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

- Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu, etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai yang ada. Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan para filosof barat mengenai perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berfikir. Dengan demikian etika sifatnya humanistis dan antroposentris yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

MACAM ETIKA

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :

ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

ETIKA SECARA UMUM DAPAT DIBAGI MENJADI :

ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :

Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.

Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sesama.

2. Etika keluarga.

3. Etika profesi.

4. Etika politik.

5. Etika lingkungan.

6. Etika idiologi.

SISTEM PENILAIAN ETIKA :

Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau jahat, susila atau tidak susila.

Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.

Kalangan ahli filsafat menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai pada 3 (tiga) tingkat :

Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa rencana dalam hati, niat.

Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.

Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.

Kata hati atau niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan, wil. Dan isi dari karsa inilah yang akan direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini ada (4 empat) variabel yang terjadi :

a. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.

b. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya baik.

c. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.

d. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.

Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika

  • Kebutuhan individu

Korupsi alasan ekonomi

  • Tidak ada pedoman

Area “abu-abu”, sehingga tak ada panduan

  • Perilaku dan kebiasaan individu

Kebiasaan yang terakumulasi tak dikoreksi

  • Lingkungan tidak etis

Pengaruh dari komunitas

  • Perilaku orang yang ditiru

Efek primordialisme yang kebablasan

Sangsi Pelanggaran Etika

  • Sanksi Sosial

Skala relative kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat “dimaafkan”.

  • Sanksi Hukum

Skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana menempati prioritas utama, diikuti oleh hokum Perdata.

Etika & Teknologi

  • Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk memudahkan pekerjaannya.
  • Kehadiran teknologi membuat manusia “kehilangan” beberapa sense of human yang alami.

( otomatisasi mesin refleks / kewaspadaan melambat )

  • Cara orang berkomunikasi, by email or by surat, membawa perubahan signifikan, dalam sapaan / tutur kata.
  • Orang berzakat dengan SMS, implikasi pada silaturahmi yang “tertunda”
  • Emosi ( “touch” ) yang semakin tumpul karena jarak dan waktu semakin bias dalam teknologi informasi.

MORAL

Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adapt kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.

Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.

Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.

Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.

Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan moral berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat.

Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat.

Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.

Kesadaran moral serta pola hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal. Pertama, perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral. Kedua, kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis. Ketiga, kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.

Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari luar.

C. AKHLAK

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan).

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).

Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.

Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gamblang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Definisi-definisi akhlak tersebut secara subtansial tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu; pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiaannya. Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.[3]

D. KARAKTERISTIK DALAM AJARAN ISLAM

Secara sederhana akhlak Islami dapat diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di belakang kata akhlak dalam hal menempati posisi sebagai sifat.

Dengan demikian akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah-daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak Islami juga bersifat universal. Namun dalam rangka menjabarkan akhlak islami yang universal ini diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan social yang terkandung dalam ajaran etika dan moral.

Dengan kata lain akhlak Islami adalah akhlak yang disamping mengakui adanya nilai-nilai universal sebagai dasar bentuk akhlak, juga mengakui nilai-nilai bersifat local dan temporal sebagai penjabaran atas nilai-nilai yang universal itu. Namun demikian, perlu dipertegas disini, bahwa akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika atau moral, walaupun etika dan moral itu diperlukan dalam rangka menjabarkan akhlak yang berdasarkan agama (akhlak Islami). Hal yang demikian disebabkan karena etika terbatas pada sopan santun antara sesame manusia saja, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Jadi ketika etika digunakan untuk menjabarkan akhlak Islami, itu tidak berarti akhlak Islami dapat dijabarkan sepenuhnya oleh etika atau moral.

Ruang lingkup akhlak Islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah (agama/Islam) mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesame makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang tak bernyawa).

PENUTUP

Akhirnya dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa etika, moral, susila dan akhlak sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriyah.

Perbedaaan antara etika, moral, dan susila dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik buruk itu adalah al-qur'an dan al-hadis.

Perbedaan lain antara etika, moral dan susila terlihat pula pada sifat dan kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka pada moral dan susila lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral dan susila bersifat local dan individual. Etika menjelaskan ukuran baik-buruk, sedangkan moral dan susila menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.

Namun demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan. Uraian tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa etika, moral dan susila berasala dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berdasarkan petunjuk Al-Qur'an dan Hadis. Dengan kata lain jika etika, moral dan susila berasal dari manusia sedangkan akhlak berasal dari Tuhan.

BAB 1
MANAJEMEN PERANGKAT INPUT/OUTPUT

Pendahuluan
Manajemen perangkat masukan/keluaran merupakan aspek perancangan sistem
operasi terluas dan kompleks karena sangat beragamnya perangkat dan aplikasinya.
Beberapa fungsi manajemen input/ouput (I/O)
a. Mengirim perintah ke perangkat I/O agar menyediakan layanan.
b. Menangani interupsi perangkat I/O.
c. Menangani kesalahan perangkat I/O.
d. Menyediakan interface ke pemakai.

A.Klasifikasi perangkat I/O
Perangkat I/O dapat dikelompokkan berdasarkan:
1. Sifat aliran data
1.1 Perangkat berorientasi blok.
Yaitu menyimpan, menerima, dan mengirim informasi sebagai blok-blok
berukuran tetap yang berukuran 128 sampai 1024 byte dan memiliki alamat
tersendiri, sehingga memungkinkan membaca atau menulis blok-blok secara
independen, yaitu dapat membaca atau menulis sembarang blok tanpa harus
melewati blok-blok lain. Contoh : disk,tape,CD ROM, optical disk.
1.2 Perangkat berorientasi aliran karakter.
Yaitu perangkat yang menerima, dan mengirimkan aliran karakter tanpa
membentuk suatu struktur blok. Contoh : terminal, line printer, pita kertas,
kartu-kartu berlubang, interface jaringan, mouse.

2.Sasaran komunikasi
2.1 Perangkat yang terbaca oleh manusia.
Perangkat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia.
Contoh : VDT (video display terminal) : monitor, keyboard, mouse.
2.2 Perangkat yang terbaca oleh mesin.
Perangkat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan perangkat
elektronik.
Contoh : Disk dan tape, sensor, controller.
2.3 Perangkat komunikasi.
Perangkat yang digunakan untuk komunikasi dengan perangkat jarak jauh.
Contoh : Modem.
Faktor-faktor yang membedakan antar perangkat :
Kecepatan transmisi data (data rate).
Jenis aplikasi yang digunakan.
Tingkat kerumitan dalam pengendalian.
Besarnya unit yang ditransfer.
Representasi atau perwujudan data.
Kondisi-kondisi kesalahan.

B.Teknik pemograman perangkat I/O
1. I/O terprogram atau polling system.
Ketika perangkat I/O menangani permintaan, perangkat men-set bit status di
register status perangkat. Perangkat tidak memberitahu ke pemroses saat tugas
telah selesai dilakukan sehingga pemroses harus selalu memeriksa register
tersebut secara periodik dan melakukan tindakan berdasar status yang dibaca.
Software pengendali perangkat (driver) dipemroses harus mentransfer data
ke/dari pengendali. Driver mengekseksui perintah yang berkomunikasi dengan
pengendali (adapter) di perangkat dan menunggui sampai operasi yang dilakukan
perangkat selesai.
Driver berisi kumpulan instruksi :
1.1 Pengendalian.
Berfungsi mengaktifkan perangkat eksternal dan memberitahu yang perlu
dilakukan. Contoh : unit tape magnetik diinstruksikan untuk kembali ke posisi
awal, bergerak ke record berikut, dan sebagainya.
1.2 Pengujian.
Berfungsi memeriksa status perangkat keras berkaitan dengan perangkat I/O.
1.3 Pembacaan/penulisan
Berfungsi membaca/menulis untuk transfer data antara register pemroses dan
perangkat eksternal.
Masalah utama I/O terprogram adalah pemroses diboroskan untuk menunggu
dan menjagai operasi I/O. Diperlukan teknik lain untuk meningkatkan efisiensi
pemroses.

2.I/O dikendalikan interupsi.
Teknik I/O dituntun interupsi mempunyai mekanisme kerja sebagai berikut :
Pemroses memberi instruksi ke perangkat I/O kemudian melanjutkan
melakukan pekerjaan lainnya.
Perangkat I/O akan menginterupsi meminta layanan saat perangkat telah siap
bertukar data dengan pemroses.
Saat menerima interupsi perangkat keras (yang memberitahukan bahwa
perangkat siap melakukan transfer), pemroses segera mengeksekusi transfer
data.
Keunggulan :
Pemroses tidak disibukkan menunggui dan menjaga perangkat I/O untuk
memeriksa status perangkat.
Kelemahan :
Rate transfer I/O dibatasi kecepatan menguji dan melayani operasi
perangkat.
Pemroses terikat ketat dalam mengelola transfer I/O. Sejumlah intruksi
harus dieksekusi untuk tiap transfer I/O.

3.Dengan DMA (direct memory access).
DMA berfungsi membebaskan pemroses menunggui transfer data yang dilakukan perangkat I/O. Saat pemroses ingin membaca atau menulis data, pemroses
memerintahkan DMA controller dengan mengirim informasi berikut :
Perintah penulisan/pembacaan.
Alamat perangkat I/O.
Awal lokasi memori yang ditulis/dibaca.
Jumlah word (byte) yang ditulis/dibaca.
Setelah mengirim informasi-informasi itu ke DMA controller, pemroses dapat
melanjutkan kerja lain. Pemroses mendelegasikan operasi I/O ke DMA. DMA
mentransfer seluruh data yang diminta ke/dari memori secara langsung tanpa
melewati pemroses. Ketika transfer data selesai, DMA mengirim sinyal interupsi
ke pemroses. Sehingga pemroses hanya dilibatkan pada awal dan akhir transfer
data. Operasi transfer antara perangkat dan memori utama dilakukan sepenuhnya oleh DMA lepas dari pemroses dan hanya melakukan interupsi bila operasi telah selesai.
Keunggulan :
Penghematan waktu pemroses.
Peningkatan kinerja I/O.

C.Evolusi Fungsi Perangkat I/O
Sistem komputer mengalami peningkatan kompleksitas dan kecanggihan
komponen-komponennya, yang sangat tampak pada fungsi-fungsi I/O sebagai
berikut :
1. Pemroses mengendalikan perangkat I/O secara langsung.
Masih digunakan sampai saat ini untuk perangkat sederhana yang dikendalikan
mikroprosessor sehingga menjadi perangkat berintelijen (inteligent device).
2. Pemroses dilengkapi pengendali I/O (I/O controller).
Pemroses menggunakan I/O terpogram tanpa interupsi, sehingga tak perlu
memperhatikan rincian-rincian spesifik antarmuka perangkat.
3.Perangkat dilengkapi fasilitas interupsi.
Pemroses tidak perlu menghabiskan waktu menunggu selesainya operasi I/O, sehingga meningkatkan efisiensi pemroses.
4. I/O controller mengendalikan memori secara langsung lewat DMA.
Pengendali dapat memindahkan blok data ke/dari memori tanpa melibatkan
pemroses kecuali diawal dan akhir transfer.
5. Pengendali I/O menjadi pemroses terpisah.
Pemroses pusat mengendalikan.memerintahkan pemroses khusus I/O untuk
mengeksekusi program I/O di memori utama. Pemroses I/O mengambil dan
mengeksekusi intruksi-intruksi ini tanpa intervensi pemroses pusat.
Dimungkinkan pemroses pusat menspesifikasikan barisan aktivitas I/O dan hanya
diinterupsi ketika seluruh barisan intruksi diselesaikan.
6. Pengendali I/O mempunyai memori lokal sendiri.
Perangkat I/O dapat dikendalikan dengan keterlibatan pemroses pusat yang
minimum.
Arsitektur ini untuk pengendalian komunikasi dengan terminal-terminal
interaktif. Pemroses I/O mengambil alih kebanyakan tugas yang melibatkan
pengendalian terminal. Evolusi bertujuan meminimalkan keterlibatan pemroses pusat,sehingga
pemroses tidak disibukkan dengan tugas I/O dan dapat meningkatkan kinerja sistem.
D.Prinsip Manajemen Perangkat I/O
Terdapat dua sasaran perancangan I/O, yaitu :
a. Efisiensi.
Aspek penting karena operasi I/O sering menimbulkan bottleneck.
b. Generalitas (device independence).
Manajemen perangkat I/O selain berkaitan dengan simplisitas dan bebas
kesalahan, juga menangani perangkat secara seragam baik dari cara proses
memandang maupun cara sistem operasi mengelola perangkat dan operasi I/O.
Software diorganisasikan berlapis. Lapisan bawah berurusan menyembunyikan kerumitan perangkat keras untuk lapisan-lapisan lebih atas. Lapisan lebih atas berurusan memberi antar muka yang bagus, bersih, nyaman dan seragam ke pemakai.
E.Masalah-masalah Manajemen I/O
1. Penamaan yang seragam (uniform naming).
Nama berkas atau perangkat adalah string atau integer, tidak bergantung pada
perangkat sama sekali.
2. Penanganan kesalahan (error handling).
Umumnya penanganan kesalahan ditangani sedekat mungkin dengan perangkat
keras.
3. Transfer sinkron vs asinkron.
Kebanyakan I/O adalah asinkron. Pemroses mulai transfer dan mengabaikan
untuk melakukan kerja lain sampai interupsi tiba. Program pemakai sangat lebih
mudah ditulis jika operasi I/O berorientasi blok. Setelah perintah read, program
kemudian ditunda secara otomatis sampai data tersedia di buffer.
4. Sharable vs dedicated.
Beberapa perangk dapat dipakai bersama seperti disk, tapi ada juga perangkat
yang hanya satu pemakai yang dibolehkan memakai pada satu saat.
Contoh : printer.

F.Hirarki Manajemen Perangkat I/O
Hirarki manajemen perangkat I/O
1. Interrupt handler.
Interupsi harus disembunyikan agar tidak terlihat rutin berikutnya.
Device driver di blocked saat perintah I/O diberikan dan menunggu interupsi.
Ketika interupsi terjadi, prosedur penanganan interupsi bekerja agar device driver
keluar dari state blocked.
2. Device drivers.
Semua kode bergantung perangkat ditempatkan di device driver. Tiap device
driver menangani satu tipe (kelas) perangkat dan bertugas menerima permintaan abstrak perangkat lunak device independent diatasnya dan melakukan layanan permintaan.
Mekanisme kerja device driver :
Menerjemahkan perintah abstrak menjadi perintah konkret.
Setelah ditentukan perintah yang harus diberikan ke pengendali, device driver
mulai menulis ke register-register pengendali perangkat.
Setelah operasi selesai dilakukan perangkat, device driver memeriksa status
kesalahan yang terjadi.
Jika berjalan baik, device driver melewatkan data ke perangkat lunak device
independent.
Kemudian device driver melaporkan status operasinya ke pemanggil.

3. Perangkat lunak device independent.
Bertujuan membentuk fungsi-fungsi I/O yang berlaku untuk semua perangkat dan
memberi antarmuka seragam ke perangkat lunak tingkat pemakai.
Fungsi-fungsi lain yang dilakukan :
Sebagai interface seragam untuk seluruh device driver.
Penamaan perangkat.
Proteksi perangkat.
Memberi ukuran blok perangkat agar bersifat device independent.
Melakukan buffering.
Alokasi penyimpanan pada block devices.
Alokasi dan pelepasan dedicated devices.
Pelaporan kesalahan.

4. Perangkat lunak level pemakai.
Kebanyakan perangkat lunak I/O terdapat di sistem operasi. Satu bagian kecil
berisi pustaka-pustaka yang dikaitkan pada program pemakai dan berjalan diluar
kernel. System calls I/O umumnya dibuat sebagai prosedur-prosedur pustaka.
Kumpulan prosedur pustaka I/O merupakan bagian sistem I/O. Tidak semua
perangkat lunak I/O level pemakai berupa prosedur-prosedur pustaka. Kategori
penting adalah sistem spooling. Spooling adalah cara khusus berurusan dengan
perangkat I/O yang harus didedikasikan pada sistem multiprogramming.

G.Buffering I/O
Buffering adalah melembutkan lonjakan-lonjakan kebutuhan pengaksesan I/O, sehingga meningkatkan efisiensi dan kinerja sistem operasi. Terdapat beragam cara buffering, antar lain :
1. Single buffering.
Merupakan teknik paling sederhana. Ketika proses memberi perintah untuk
perangkat I/O, sistem operasi menyediakan buffer memori utama sistem untuk
operasi.
Untuk perangkat berorientasi blok.
Transfer masukan dibuat ke buffer sistem. Ketika transfer selesai, proses
memindahkan blok ke ruang pemakai dan segera meminta blok lain.
Teknik ini disebut reading ahead atau anticipated input. Teknik ini dilakukan
dengan harapan blok akan segera diperlukan. Untuk banyak tipe komputasi,
asumsi ini berlaku. Hanya di akhir pemrosesan maka blok yang dibaca tidak
diperlukan.
Keunggulan :
Pendekatan in umumnya meningkatkan kecepatan dibanding tanpa buffering.
Proses pemakai dapat memproses blok data sementara blok berikutnya sedang
dibaca. Sistem operasi dapat menswap keluar proses karena operasi masukan
berada di memori sistem bukan memori proses pemakai.
Kelemahan :
Merumitkan sistem operasi karena harus mencatat pemberian buffer-buffer
sistem ke proses pemakai.
Logika swapping juga dipengaruhi. Jika operasi I/O melibatkan disk untuk
swapping, maka membuat antrian penulisan ke disk yang sama yang
digunakan untuk swap out proses. Untuk menswap proses dan melepas
memori utama tidak dapat dimulai sampai operasi I/O selesai, dimana waktu
swapping ke disk tidak bagus untuk dilaksanakan.
Buffering keluaran serupa buffering masukan. Ketika data transmisi, data lebih
dulu dikopi dari ruang pemakai ke buffer sistem. Proses pengirim menjadi bebas
untuk melanjutkan eksekusi berikutnya atau di swap ke disk jika perlu. Untuk perangkat berorientasi aliran karakter.
Single buffering dapat diterapkan dengan dua mode
1.Mode line at a time.
Cocok untuk terminal mode gulung (scroll terminal atau dumb terminal).
Masukan pemakai adalah satu baris per waktu dengan enter menandai akhir
baris. Keluaran terminal juga serupa, yaitu satu baris per waktu.
Contoh mode ini adalah printer.
Buffer digunakan untuk menyimpan satu baris tunggal. Proses pemakai
ditunda selama masukan, menunggu kedatangan satu baris seluruhnya.
Untuk keluaran, proses pemakai menempatkan satu baris keluaran pada
buffer dan melanjutkan pemrosesan. Proses tidak perlu suspend kecuali bila
baris kedua dikirim sebelum buffer dikosongkan.

2.Mode byte at a time. Mode line at a time.
Operasi ini cocok untuk terminal mode form, dimana tiap ketikan adalah
penting dan untuk peripheral lain seperti sensor dan pengendali.

2. Double buffering.
Peningkatan dapat dibuat dengan dua buffer sistem.Proses dapat ditransfer
ke/dari satu buffer sementara sistem operasi mengosongkan (atau mengisi)
buffer lain. Teknik ini disebut double buffering atau buffer swapping.
Double buffering menjamin proses tidak menunggu operasi I/O. Peningkatan ini
harus dibayar dengan peningkatan kompleksitas. Untuk berorientasi aliran
karakter, double buffering mempunyai 2 mode alternatif, yaitu :
1.Mode line at a time.
Proses pemakai tidak perlu ditunda untuk I/O kecuali proses secepatnya
mengosongkan buffer ganda.

2.Mode byte at a time.
Buffer ganda tidak memberi keunggulan berarti atas buffer tunggal.
Double buffering mengikuti model producer-consumer.

3.Circular buffering.
Seharusnya melembutkan aliran data antara perangkat I/O dan proses. Jika
kinerja proses tertentu menjadi fokus kita, maka kita ingin agar operasi I/O
mengikuti proses. Double buffering tidak mencukupi jika proses melakukan operasi I/O yang berturutan dengan cepat. Masalah sering dapat dihindari dengan menggunakan lebih dari dua buffer. Ketika lebih dari dua buffer yang digunakan, kumpulan buffer itu sendiri diacu sebagai circulat buffer. Tiap buffer individu adalah satu unit di circular buffer.

BAB 2
INPUT/OUTPUT DEVICE

Untuk medapatkan bentuk - bentuk output tersebut, maka dibutuhkan alat untuk menampilkannya, yaitu alat output atau output device atau output unit. Alat
output dapat berbentuk sebagai berikut ini.
1.Hard copy device,
berupa alat yang digunakan untuk mencetak tulisan (kata, angka, karakter khusus dan symbol - simbol lain) serta image (grafik atau gambar) pada media hard (keras) seperti misalanya kertas atau film.
2.Soft copy device,
berupa alat yang digunakan untuk menamapilkan tulisan (kata , angka, karakter khusus dan symbol - simbol lain), image (grafik atau gambar) pada media soft (lunak) yang berupa sinyal elektronik.
3.Drive device atau driver,
berupa alat yang digunakan untuk merekam simbol dalam bentuk yang hanya dapat dibaca oleh mesin (machine - readable form) pada media seperti misalanya disk magnetik atau tape magnetik. Alat penggerak ini berfungsi ganda, sebagai alat output juga sebagai alat input.

Output berbentuk hard copy sifatnya adalah permanen dan lebih portable (dapat dilepas dari alat outputnya dan dapat dibawa kemana - mana ). Alat output hard copy device yang umum dipergunakan adalah printer yang digolongkan kedalam dua kategori impact printer dan nonimpact printer. Alat output hard copy device yang lain adalah plotter dan computer output to microfilm. Sedang soft copy device dapat berupa video display, flat panel dan speaker. Drive divice yang mempergunakan media disk magnetik adalah disk drive, yang menggunakan media tape magnetik adalah tape drive.

1.Hard Copy Device
Yang termasuk hardcopy device adalah printer, plotter dan computer output to microfilm.
Printer
Printer merupakan alat pencetak dengan media kertas. Kertas yang dipergunakan umumnya adalah kertas menerus (continous form). Beberapa printer dapat juga menggunakan kertas biasa. Printer dapat digolongkan kedalam beberapa macam golongan. Dipandang dari alat - alat mekanik yang dipergunakan, Printer dapat digolngkan impact printer dan nonimpact printer. Dipandang dari cara mencetaknya, printer dapat digolongkan ke dalam serial printer, line printer dan page printer.



1.1 IMPACT PRINTER
Dari namanya impact printer menggunakan pengetuk (hamer) untuk mencetak bentuk yang diinginkan. Impact printer menggunakan pita karbon yang ditekan, membentuk langsung suatu bentuk yang utuh atau sebagian - sebagian dikertas. Printer jenis ini mempunyai beberapat tipe, yaitu dot matrixs printer dan fall-charakter printer (pencetak karakter penuh). Yang termasuk full-charakter printer adalah daisy wheel printer, thimble printer, chain printer, band printer dan drum printer.

1.1.1 Dot Matrix Printer
Macam yang paling banyak digunakan untuk printer jenis impact printer adalah dot matrix printer. Dot matrix printer (pencetak matrix titik) menggunakan kepala cetak berisi sekumpulan jarum besi. Bentuk berupa image atau karakter dibentuk dengan kombinasi jarum - jarum membentuk pola yang akan dicetak. Pola dari jarum diketukan kekarbon dan akan membentuk pola yang dikhendakai dikertas dalam bentuk matrik 7 baris 5 kolom atau 9 baris 7 kolom atau 9 baris 9 kolom
Kebaikan dari jenis printer ini adalah harganya yang murah dan dapat mencetak image. Karena karakter atau image dihasilkan dari pola yang dibentuk dari titik - titik. Maka dengan printer jenis ini dapat dicetak bermacan - macam bentuk yang dikehindaki, seperti misalnya grafik ataupun gambar. Dengan menambahkan karbon yang mempunyai beberapa warna, maka dapat dicetak grafik ataupun gambar didalam beberapa warna.
Kelemahan dot - matrix printer adalah kualitas karakter kurang baik, karena dibentuk dari titik - titik. Akan tetapi sekarang telah ada beberapa dot matrix printer yang dapat mencetak kualitas karakter yang cukup baik atau terkenal dengan sebutan NLQ (Near Letter Quality) bahkan letter quality
1.1.2 Daisy Wheel Printer
Daisy wheel printer juga populer. Printer ini disebut demikian karena menggunakan sebuah roda (wheel), yang berisi karakter - karakter. Tiap - tiap karakter di roda, terletak pada sebuah lengan plastik yang diletakan pada pusat roda. Sehingga berbentuk seperti bunga seruni (daisy). Roda yang berisi karakter - karakter akan berputar dan akan berhenti pada posisi karakter yang dikehendaki, selanjutnya karakter ini akan dikeruk dengan suatu pemukul dan akan tercetak di kertas melalui suatu karbon.
Hasil dari karakter yang tercetak dikertas mempunya kualitas yang baik, sehingga printer jenis ini digolongkan juga sebagai letter quality printer, tetapi mempunyai kelemahan, yaitu lebih lambat dibandingkan dengan dot matrix printer. Kecepatan daisy wheel printer sekitar 55 cps (karakter per detik)
1.1.3 Thimble Printer
Thimble printer juga merupakan letter quality printer menggunakan elemen berbentuk thimble yang terdiri dari batangan plastik yang diatur melingkar seperti daisy wheel tetapi batangan tersebut dibengkokan. Pola dari karakter ada diujung batanganan plastik tersebut.
1.1.4 Chain Printer
Chain printer menggunakan suatu rantai yang berisi karakter - karakter untuk membentuk hasil cetakannya. Rantai tersebut akan beputar secara horisontal dan setelah tepat pada posisi pencetakan, palu pemukul akan mengetuk pola karakter di rantai dan melalui karbon berbentuk dari karakter akan tercetak di kartas. Chain printer mempunyai kecepatan yang tinggi, sampai 1000 baris per menit.
1.1.5 Band Printer
Band printer cara operasinya sama dengan chain printer, tetapi menggunakan pita besi(steel band) yang berisi kumpulan pola karakter.
1.1.6 Drum Printer
Drum printer adalah printer yang kumpulan karakternya diletakkan pada permukaan luar suatu drum metal. Tiap - tiap posisi kolom pencetakan terdapat satu lingaran kumpulan karakter di drum. Proses pencetakan karakter dilakukan dengan memutar drum sampai pada bentuk karakter yang diinginkan dan suatu palu pemukul akan mengetuk karakter tersebut.

2.NONIMPACT PRINTER
Kalau impact printer bekerjanya dengan mengetuk bentuk dari karakter ke kertas, maka nonimpact printer adalah tidak dapat membuat sekaligus beberapa rangkap hasil cetakan.
1.2.1 Inkjet Printer
Inkjet printer membentuk karakter atau garafik dengan suatu kepala cetak yang mempunyai pipa menyemprot kecil (nozzle) yang menyemprotkan tinta ke kertas. Supaya didapatkan hasil yang tepat dan benar, tinta yang disemprotkan akan diarahkan ke bidang sasaran oleh satu atau lebih electronik deflector yang mengatur posisi horisontal dan vertical dari tinta yang deseprotakan. Pengaliran tinta akan dilakukan secara kontinu dan bila tidak dibutuhkan untuk suatu bentuk tetentu, maka akan dialirkan kembali ke kepala cetak . Inkjet printer akan memberikan kualitas pencetakan yang baik, karena karakter dibentuk dari puluhan titik - titik tinta yang kecil. Beberapa inkjet printer mempunyai kemampuan untuk mencetak image dengan beberapa warna yang menggunakan beberapa nozzle yang terpisah.




1.2.2 Thermal Printer
Therminal printer menggunakan kepala cetak yang berisi jarum - jarum besi yang masing - masing dipanasi secara terpisah. Kertas yang digunakan untuk therminal printer adalah kertas khusus yang peka terhadap panas. Jauhi besi yang dipanasi, bila diletakan dekat dengan kertas yang peka panas tersebut, menyebabkan bentuk karakter akan terbakar di kertas. Thermal printer tidak dapat mencetak bentuk yang berwarna.
1.2.3 Electrostatic Printer
Electrostatic printer menggunakan kepala cetak yang bersi jarum - jarum besi yang deberi aliran listrik. Cara kerja electrostatic printer sama dengan thermal printer, kecuali keras yang digunakan adalah kertas khusus yang di lapisi dengan alumunium oksida, Electrostatic priter juga tidak dapat mencetak bentuk yang berwarna - warna.
1.2.4 Thermal Tranfer Printer
Thermal transfer printer merupakan printer teknologi panas (thermal) yang terbaru dan dapat mencetak dalam bentuk warna - warna. Thermal transfer printer menggunakan kepala cetak yang dipanasi dan suatu karbon yang mengandung partikel - partikel tinta yang dilekatkan pada lilin. Jika lilin ini meleleh, partikel tinta akan terlepas dan melekat di kertas.
1.2.5 Laser Printer
Laser printer merupakan teknologi gabungan antara teknologi xerographic yang ditemukan di foto copy dengan teknologi laser. Dengan system ini, output digital dari komputer akan dirubah menjadi pulsa sinar laser. Bayangan yang ditangkap di drum akan dikirim ke kertas dengan proses seperti mesin foto copy. Laser printer membentuk karakter dalam bentuk titik - titik yang sangat kecil dan rapat, sehingga menghasilkan kualitas karakter yang baik.
1.2.6 Serial Printer
Serial printer atau di sebut juga dengan nama character printer karena cara mencetaknya adalah suatu karakter tiap saat serial. Yang termasuk serial printer adalah dot matrix printer, thimble printer inkjet printer, thermal printer, electrostatic printer dan thermal transfer printer. Kecepatan dari serial printer biasanya diukur dengan satuan cps ( character perscond atau karacter perdetik ).
1.2.7 Line Printer
Line printer bekerja dengan cara mencetak satu baris sekaligus setiap saat. Yang termasuk jenis line printer adalah chain printer, band printer dan drum printer. Kecepatan dari line priter biasanya di ukur dengan satuan ipm (Line per minute).

1.2.8 Page Printer
Page Printer dapat mencetak satu halaman tiap saat. Yang termasuk page printer adalah laser printer. Kecepatan dari page printer juga biasanya diukur dengan satuan Ipm (line per minut) atau ppm (pages per minute). Kecepatan dari page priter sangat tinggi bisa mencapai 20000 baris dalam tiap menitnnya (20000 Ipm), yang berarti sekitar 333 baris tiap - detiknya. Misalnya satu baris dianggap terdiri dari 80 kolom karakter, maka 20000 Ipm = 333 Ips = 26640 cps atau sekitar 88 kali lebih cepat dari kecepatan dot matrix printer yang mempunyai kecepatan 3000 cps.
1.2.9 Intelelligent Printer Controller
Intelleigent Printer Controller merupakan alat yang dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa komputer dengan sebuah atau beberapa printer, sehingga sebuah printer dapat di pergunakan bersama - sama secara otomatis atau dapat dipindahkan antara satu printer dengan printer yang lain.
Printer controller ini dikatakan intelligent karena mempunyai CPU dan memori tesendiri yang akan mengukur penggunaan printer bersama - sama. Memori di printer controller berfungsi sebagai buffer data yang akan dikirimkan ke printer untuk dicetak.

3.PLOTTER
Alat cetak yang mempunyai kemampuan mencetak grafik atau gambar dengan baik adalah plotter. Kebanyakan plotter menggunakan pena (pen plotter) untuk membentuk gambar yang dicetak, tetapi ada juga plotter yang menggunakan cara inkjet. Pen plotter ada yang menggunakan drum (drum plotter) dan ada juga yang menggunakan meja datar untuk landasan kertasnya (flat - bed plotter) atau meja gulung (roller-bed plotter).
Bila drum digunakan, kertas diletakkan diatas drum tersebut yang kertas akan turut berputar naik dan turun sesuai dengan gambar yang dihasilkan. Bila digunakan meja datar, kertas yang diletakkan di atas meja tersebut tidak bergerak, tetap di tempatnya, sedang yang bergerak adalah suatu tangan yang memegang pena yang mampu bergerak ke semua arah. Bila digunakan meja gulung, maka kertas yang diletakkan di atas meja tersebut dapat bergerak maju dan mundur

4.COMPUTER OUTPUT TO MICROFILM
Untuk mengurangi jumlah dari kertas yang dihasilkan dari output komputer, telah dikembangkan beberapa alat, diantaranya adalah computer output to microfilm (COM) atau disebut juga dengan micrographics.
Hasil output yang dihasilkan oleh komputer dengan menggunakan COM akan diletakkan pada suatu media microfilm. Dibandingkan dengan output dalam media kertas, output dalam media microfilm akan mengurangi luas tempat pengarsipannya.
Tempat arsip akan dapat dikurangi lebih dari 90% dibandingkan bila diletakan pengarsipan kertas. Disamping itu, kecepatan dari COM. lebih cepat dibandingkan dengan page printer.
Suatu microfilm berukuran 10x15 cm yang disebut dengan microfiche dapat menyimpan output sebanyak 98 - 1000 halaman output bila dicetak di kertas. Hasil yang terekam di microfilm dapat juga nantinya dicetak di kertas atau ditampilkan di layar khusus, yaitu microfilm viewing stations. Kesulitan dari output yang ditampilkan di microfilm adalah sewaktu mencari kembali suatu microfiche di gulungan microfilm. Tetapi sekarang dengan memakai system Computer Assisted Retrieva (CAR), pencarian suatu microfiche tertentu dapat dilakukan oleh komputer dengan cepat dan akan ditampilkan di layar bila ketemu. Alat lain yang berhubungan dengan COM adalah CIM (Computer Input Micro Film), yang digunakan untuk membaca kembali informasi yang tersimpan di microfilm ke komputer untuk pemrosesan selanjutnya.

2. SOFT COPY DEVICE
Yang termasuk soft copy device adalah video display, flat panel display dan speaker.
2.1 Video Display
Video display merupakan layar yang berupa tabung sinar katoda atau Cathode Ray Tube (CRT). Biasannya video display dilengkapi dengan keyboard, sehingga berfungsi ganda, yaitu sebagai alat input dan sebagai alat output yang disebut dengan terminal dan terkenal dengan nama CRT terminal atau VDT (Visual Display Terminal). Video display disebut juga dengan sebutan VDU (Visual Display Unit). Kalau anda menggunakan mikro komputer, maka video display yang dipakai biasanya disebut dengan monitor, karena video display ini dapat juga digunakan untuk video monitor.
Tampilan di video display dilakukan dengan menyinarkan sinar elektron ke suatu titik di layar. Sinar diperkuat untuk membuat tampilan titik lebih terang dan diperlemah untuk membuat tampilan titik lebih gelap. Masing - masing titik di video display disebut dengan picture elemenet atau singkatannya picel (lebih dikenal dengan sebutan pixel). Pixel ini sama dengan titik yang dibentuk oleh dot matrix printer sewaktu mencetak hasil dikertas yang dibentuk dari beberapa titik.
Video display dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan. Dipandang dari bentuk yang ditampilkan dapat digolongkan ke dalam alphanumeric display dan graphic display. Dipandang dari warna yang dapat ditampilkan, digolongkan ke dalam monochrome display dan color display.






2.1.1 ALPHANUMERIC DISPLAY
Alphanumeric display digunakan hanya untuk menampilkan teks karakter (huruf, angka dan karakter khusus). Layar dari display ini dibagi dalam beberapa baris dan kolom. Layar CRT yang banyak digunakan adalah 25 baris dan 80 kolom (misalnya komputer IBM PC).
Beberapa komputer ada yang menggunakan layar CRT yang dibagi dalam 25 baris dan 40 kolom (misalnya komputer apply II) dan ada juga yang dibagi dalam 16 baris dan 60 kolom(misalnya computer radio shack). Tiap - tiap sel dari baris dan kolom terdiri dari beberapa pixel yang membentuk matrik untuk masing - masing posisi karakter, jumlah dari pixel untuk membentuk suatu karakter tertentu untuk tiap - tiap sel, dapat terdiri dari matrik 6X8, 8X8, 8X10 dan lain sebagainya.
Pola dari karakter yang akan ditampilkan dilayar diletakkan pada suatu daerah tertentu (daerah ini dikenal dengan istilah chacter map) di ROM (red only memory). ROM berupa chip yang digunakan untuk menyimpan pola dari karakter disebut dengan character generators. Misalnya karakter “A” akan ditampilkan di layar, CPU akan mengirimkan kode untuk karakter tersebut ke ROM di character dan pola dari karakter akan dikirim ke lokasi sel tertentu di layar.
2.1.2 GRAPHIC DISPLAY
Graphic display dapat menampilkan grafik maupun gambar. Grafik banyak dipergunakan baik pada aplikasi teknik maupun pada aplikasi bisnis. Gambar banyak ditemukan pada bidang aplikasi teknik sipil, arsitek, mesin dan lain - lainnya. Karena penggunaan grafik dan gambar semakin dibutuhkan pada komputer. Sekarang ini hampir semua komputer melengkapi layar terminalnya dengan graphic display.
Graphic display disamping mempunyai kemampuan menampilkan grafik atau gambar, juga berfungsi sebagai alphanumeric display yang juga dapat menampilkan teks karakter.
Graphic display dapat menampilkan grafik atau gambar dengan beberapa macam resolusi. Misalnya untuk computer IBM PC dapat dalam bentuk resolusi menengah (medium resolution) dan resolusi tinggi (high resolution). Untuk resolusi menengah, jumlah titik - titik (pixel) di layar adalah baris mendatar sebanyak 200 titik dan kolom verikal sebanyak 320 titik. Untuk resolusi tinggi, jumlah titik - titik (pixel) di layar adalah baris sebanyak 200 titik dan kolom vertikal sebanyak 640 titik. Karena resolusi tinggi mempunayi jumlah pixel yang banyak. Tentunya grafik atau gambar yang dihasilkan akan lebih padat dan lebih baik.
Istilah resolusi sifatnya relatip, misalnya untuk graphic di komputer IBM PC. Resolusi tinggi terdiri dari pixel sebanyak 640 kolom dan 200 baris dan di komputer lain. Misalnya Xerox Star mempunyai pixel sebanyak 1024 baris dan 809 kolom.
Priceton Graphic Sistem LM-3000 monitor merupakan suatu Graphic display “what you see is you get” (W Y S I Y G). Ukuran dari display ini adalah 8½ “X 11” yang memungkinkan teks atau graphic satu halaman penuh dapat ditampilkan di layar dengan resolusi yang tinggi (1200 X 1664 pixels) sehingga apa yang akan tampak di layar akan persis yang anda dapatkan sesuai dengan posisi dan ukurannya bila dicetak. Monitor ini dapat digunakan untuk aplikasi di komputer IBM XT atau yang kompatibel.

2.2 MONOCHROME DISPLAY
Monocrome display menggunakan layar dengan warna tunggal, biasanya berwarna hijau phospor atau ada yang berwarna orange (amber). Kelebihan monochrome display dibandingkan dengan color display adalah karakter yang di bentuk rapat (jumlah pixel lebih banyak untuk membentuk suatu karakter). Sedang kekurangannya adalah tidak berwarna - warna (hanya berwarna tunggal). Misalnya untuk komputer IBM PC yang menggunakan monochrome display, tiap - tiap karakter dibentuk dari matrik lebar 9 pixel dan tinggi 14 pixel.

2.2.1 COLOR DISPLAY
Color display menggunakan tiga sinar elektron yang terpisah yaitu berwarna merah. Biru dan hijau yang dapt dikombinasikan untuk membentuk warna yang diinginkan di layar. Color display lebih mahal dibandingkan dengan monochrome display, karena dibutuhkan sirkuit dan komponen tambahan yang dibuthkan untuk menghasilkan warna. Umumnya sekarang, color display dapat menampilkan hasil dalam bentuk grafik dan gambar yang berwarna - warna. Sehingga color display juga merupakan graphic display. Misalnya pada komputer IBM PC yang menggunakan color display. Dapat ditampilkan sebanyak kombinasi 16 warna dengan 8 warna latar belakang serta dapat dibuat berkedip (blinking).

2.2.2 COMPUTER DISPLAY PROJECTOR
Layar dari video display ukurannya terbatas dan tidak jelas terlihat tampilannya dari jarak jauh. Untuk keperluan - keperluan tertentu. Seperti misalnya untuk rapat, sidang, seminar, training, pendidikan dan lain sebagainya, sebagai tambahan dapat dipergunakan computer display projector atau disebut juga dengan computer data projector untuk memproyeksikan tampilan di video display ke layat ukuran besar (sampai dengan 4x4 meter layar).

General Elecrtric menawarkan computer display projector menggunakan remote control unit yang dapat digunakan untuk mengataur warna, ketajaman, lengkung gambar dan lain sebagainya dengan merk Imager 100, Imager 200 dan Imager 300.
Eiki Industrial Com,Ltd.. Japan menawarkan dalam bentuk lain, yang disebut dengan Data Display Panel, Eiki Data Display Panel menggunakan overhead projector biasa untuk memproyeksikannya ke layar.

2.3 FLAT PANEL DISPLAY
Flat panel display merupakan display yang menggunakan LCD (Liquid Crystal Display) dan layarnya berbentuk pipih. Dibandingkan dengan video display. LCD menggunakan lebih sedikit energi dan karena bentuk layarnya pipih, maka komputer portabel biasanya menggunakan flat panel display. Kelemahan dari penggunaan LCD adalah tampilannya yang kurang jelas, apabila kalau dilihat dari sudut yang miring. Karena LCD tidak mengeluarkan sinar, tidak seperti halanya CRT.

Flat panel display selain menggunakan LCD. Juga ada yang menggunakan gas, yaitu campuran dari gas neon dan argon yang diisikan diantara lempengan kaca pipih yang membentuk layar. flat panel display yang menggunakan gas tersebut disebut dengan plasma display.
Teknologi flat panel display lain - nya mempunyai kemampuan mendekati CRT adalah electroluminescent (EL) display yang lebih jelas tampilannya dan mempunyai resolusi lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi flat panel display lainnya.

2.4 SEPEAKER
Speaker degunakan untuk menampilkan suara - suara seperti bunyi alarm, bel musik. Suara manusia dan sebagainya yang dapat di atur lewat program. Output suara banyak dijumpai pada program - program permainan (game) dan program - program aplikasi lainnya supaya lebih menarik.

Output suara manusia lewat speaker dapat digolongkan dalam speech coding yaitu suara manusia asli yang sudah direkamkan ke komputer dan speech synthesis. Yaitu output suara manusia yang dihasilkan dari ejaan dasar ucapan yang bukan dari suara manusia asli. Speech synthesis yang terkenal di komputer Apple II adalah SAM (Software Automatic Mounth). Dengan perangkat lunak ini, dapat deprogram output suara yang dikehendaki, dapat dalam bentuk ucapan atau dapat digunakan untuk belajar bahasa Inggris, yaitu dengan menuliskan kata - kata atau kalimat dalam bahasa Inggris dan akan dihasilakan output suara ucapan yang dituliskan. Sistem DEC talk yang terdapat pada komputer Digital Equipment Corporation dapat membaca suatu teks dan merubahnya ke dalam ucapan.





2.5 DRIVE DEVICE
Drive device adalah alat penggerak untuk membaca (sebagai alat input) atau untuk merekam (sebagai alat output) data dari atau ke media simpanan luar. Oleh karena itu drive device biasanya berfungsi ganda sebagai alat input dan sebagai alat output.

Hasil yang direkamkan melalui drive device ke media simpanan luar sifatnya adalah machine readable form (bentuk yang hanya dapat dibaca oleh komputer). Sehingga bila diinginkan hasil yang dapat dibaca dan dimengerti oleh manusia. Maka hasil yang tersimpan di media machine readable form harus diolah lebih lanjut dan ditampilkan di alat output yang dapat dibaca oleh manusia baik dalam bentuk hasil hard copy maupun soft copy.
Bila menggunakan media simpanan luar magnetic disk (cakram magnetik). Alat penggeraknya adalah disk drive (penggerak cakram) sedang bila media simpanan luar yang digunakan adalah magnetic tape (pita magnetic). Alat penggeraknya adalah tape drive (penggerak pita).

2.6 DISK DRIVE
Disk drive (penggerak cakaram) atau disebut juga sebagai magnetic disk unit (satuan cakram magnetik) sebagai penggerak media disk yang mempunyai beberapa macam ukuran, yaitu hard disk drive berukuran 14 inchi dan 8 inchi untuk media simpanan luar hard disk (cakram keras) serta disk drive berukuran 8 inchi, 5 ¼ inchi dan 3½ inchi media simpanan mini disk (cakram mini) dan micro disk (cakram mikro).
Didalam disk drive terdapat suatu access arm (lengan penjangkau) yang mempunyai read/write head (head pembaca/penulis) untuk atau merekam data ke media disk.

2.7 TAPE DRIVE
Tape drive (penggerak pita) atau disebut juga sebagai magnetic tape unit (satua pita magnetic ) sebagai penggerak media tape mempunyai read/write head yang dapat membaca atau merekamkan data ke atau dari pita magnetik. Karena tape drive membaca data secara elektonik dengan cara merasakan daerah yang dimagnetisasi dan merekamkan data secara elektronik yaitu juga dengan cara memagnetisasi daerah tertentu, maka magnetic tape dapat diolah oleh alat ini dengan kecepatan yang tinggi. Data dapat dibaca atau direkamkan dengan kecepatan 100000 sampai dengan 300000 karakter per detik.